Kamis, 18 Oktober 2012

Kloning Pada Manusia

Pada 26 Desember 2002 dunia digemparkan oleh berita kelahiran bayi berjenis kelamin perempuan hasil kloning manusia yang pertama di dunia. Berita tersebut dihembuskan oleh Clonaid, perusahaan yang bergerak dibidang kloning makluk hidup yang berkantor pusat di Bahama.

Bigitte Boisselier, Presiden Clonaid yang kontroversial

Bayi tersebut dilahirkan melalui bedah Caesar di lokasi yang dirahasiakan. "Bayi tersebut dalam kondisi sehat", demikian pernyataan pers yang disampaikan oleh Brigitte Boisselier, Presiden Clonaid waktu itu seperti dikutip Newscientist. Adapun bayi tersebut merupakan hasil kloningan dari seorang wanita berusia 31 tahun asal Amerika Serikat yang mempunyai pasangan yang mandul. Bayi tersebut diberi nama Eve.

Bayi perempuan itu kini berusia 10 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak sekolah dasar di pinggiran kota Bahama. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal.


Eve saat berumur 5 tahun

Ilmuwan Roslin’s Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir. Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda.

Walau kloning Dolly dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan ‘memunculkan’ malformasi.

Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidak pastian yang berhubungan dengan kloning manusia. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor.

Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.

Resiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof. Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma.

Proses pengkloningan manusia merupakan proses yang rumit karena DNA manusia amat kompleks. Sulit memetakan DNA manusia, memilih gen yang baik dan membuang gen yang buruk. Banyak sekali kegagalan dalam proses pengkloningan manusia. Hasilnya pun mengerikan.

Banyak yang tidak tahu bahwa risiko terbesar dari makhluk hasil pengkloningan adalah kelahiran yang cacat dan tidak sempurna. Selama ini kita tidak pernah mengetahui betapa mengerikannya bayi-bayi hasil kloning manusia yang gagal. Inilah bayi-bayi hasil kloning manusia yang gagal:

 


 
Bayi-bayi cacat hasil kloning yang gagal

Foto-foto diatas bocor oleh oknum salah satu perusahaan yang tidak disebutkan dan beredar luas di kalangan para netizen di seluruh dunia, walau gaungnya tidak seheboh saat pertama kali domba Dolly dipublikasikan. Namun gambar-gambar ini menjadi perdebatan hangat di kalangan ilmuwan kedokteran dan biologi molekuler.


Puti Idamayati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar